Profil Yayasan Puleh

Sejarah Pulih

Awalnya PULIH berdiri karena mimpi 6 orang aktivis, Livia Iskandar, Kristi Poerwandari, Ali Aulia, Saparinah Sadli, Irwanto dan Karlina Supeli. Saat itu tahun 2001, keadaan Indonesia sangat memprihatinkan. Kekerasan di mana-mana, kriminalitas meningkat dan penghakiman massa menjadi cara-cara yang digunakan orang-orang yang kehilangan harapan. Masyarakat membutuhkan layanan psikologis bagi korban kekerasan domestik, seksual, kekerasan yang terjadi dalam komunitas atau akibat konflik politik dan juga bantuan terhadap pekerja kemanusiaan yang rentan mengalami burn-out, kelelahan kepedulian maupun trauma sekunder. Pada akhirnya PULIH dapat di dirikan tanggal 24 Juli 2002 di hadapan notaris.

berikut Video Profil Yayasan Pulih:

                 
Visi

Terwujudnya pemulihan dan penguatan masyarakat korban kekerasan & bencana menjadi masyarakat yang sejahtera dan sehat secara psikososial, damai, bebas dari ketakutan dan kekerasan, demokratis, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, HAM, keadilan sosial dan gender.

            
Misi

Memberdayakan kembali penyintas, keluarga, kelompok dan komunitas sehingga dapat menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna, melalui :
  1. Pendidikan dan penyadaran publik kepada kelompok masyarakat, lembaga-lembaga, dan para pengambil keputusan tentang pencegahan dan penanganan kekerasan berdasarkan pemulihan trauma dan intervensi psikososial.
  2. Peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam pemulihan psikososial.
  3. Advokasi kebijakan sosial, undang-undang, peraturan pencegahan dan pelayanan penanganan bencana dan kekerasan yang lebih melindungi, memenuhi hak-hak dasar masyarakat, dan berorientasi pada pemulihan trauma dan intervensi psikososial.
  4. Pengembangan organisasi yang kompeten dalam bidang psikososial, akuntabel, otonom, demokratis dan memiliki tanggung jawab sosial sebagai bagian dari penyelesaian masalah-masalah dampak kekerasan dan bencana.
  5. Pengembangan organisasi pembelajaran yang bermanfaat baik secara internal maupun secara eksternal.
           
   
Motto
”Memulihkan harapan, memutus rantai kekerasan, menggalang perdamaian”
   
Nilai Dasar
  • Demokratis
  • Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
  • Keadilan sosial dan gender
  • Transparan dan dapat dipertanggungugatkan
  • Damai dan Anti Kekerasan