TAUFIK RISWAN Buka Acara Pelatihan Konseling Laki-Laki Peduli

Doc_RPD@YayasanPulihAceh
Banda Aceh, Taufik Riswan yang juga sebagai Koordinator Yayasan Pulih Aceh membuka Acara Training Konseling Laki-Laki Peduli. Acara tersebut berlangsung selama 5 hari di mulai hari ini Senin/ 16 s/d Jum’at 20 Maret 2015 di Ruang Metting Paviliun Seulawah Hotel Kota Banda Aceh. Kegiatan tersebut di selenggarakan oleh Yayasan Pulih bekerjasama dengan Laki-Laki Peduli yang di dukung oleh MenCare+ dan RutgersWPF. Senin/ 16 Maret 2015.

Koordinator Yayasan Pulih Area Aceh dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada para peserta yang sudah menghadiri dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pelatihan Konseling Laki-laki Peduli, semoga kegiatan ini adalah proses lanjutan atau awal bagi kita semua untuk merefleksikan kembali konsep maskulinitas, penuh harapan kita semua bisa optimal dalam pelatihan ini”, Jelas Taufik Riswan.

Taufik melanjutkan di berbagai bagian di dunia, muncul kesadaran bahwa untuk dapat memutus siklus kekerasan, laki-laki juga perlu menjadi target dalam intervensi berbasis gender. Banyak perempuan, baik penyintas KDRT maupun yang memberikan layanan, menyadari bahwa KDRT tidak akan dapat dihapuskan bila intervensi hanya difokuskan pada perempuan. Program Konseling bagi Laki-Laki adalah bagian dari program Laki-Laki Peduli yang secara khusus mempromosikan keterlibatan laki-laki dalam mempromosikan kesetaraan gender”. Pungkas Laki-Laki yang pernah menjadi Nominator N-Peace 2014 itu.

Di berbagai belahan di dunia, muncul kesadaran bahwa untuk dapat memutus siklus kekerasan terhadap perempuan, laki-laki juga perlu menjadi target dalam intervensi berbasis gender. Banyak perempuan, baik penyintas KDRT maupun yang memberikan layanan, menyadari bahwa KDRT tidak akan dapat dihapuskan bila intervensi hanya difokuskan pada perempuan. Program Konseling bagi Laki-Laki adalah bagian dari program Laki-Laki Peduli yang secara khusus mempromosikan keterlibatan laki-laki dalam mempromosikan kesetaraan gender. 

Taufik Riswan juga menjelaskan Program Laki-Laki Peduli yang dimulai pada tahun 2013 dan diimplementasikan di Jawa Timur, Lampung, DI Yogyakarta dan di Jakarta tersebut didukung oleh RutgersWPF dan Promundo Brazil. Tujuannya adalah untuk menjawab persoalan yang berasal dari norma sosial dan budaya yang berpengaruh terhadap angka kekerasan terhadap perempuan dan anak dan angka kematian ibu dengan melibatkan lelaki dewasa dan muda sebagai pasangan yang peduli, tidak melakukan kekerasan dan terlibat aktif dalam pengasukan anak."Jelas nya. 

Program Konseling untuk Laki-Laki bertujuan melakukan konseling pada laki-laki yang melakukan KDRT, mendampingi mereka untuk dapat menghentikan kekerasan dan menghormati pasangan. Program ini sulit dilakukan bila tidak ada perubahan dalam norma budaya dan sosial dalam masyarakat. Karenanya, konseling tersebut dikaitkan dengan satu set program yang bertujuan untuk melakukan perubahan sosial dalam masyarakat, seperti aktivitas turun ke komunitas, kampanye, advokasi dan program media. Fokus dari rangkaian program ini adalah agar laki-laki dapat berhenti melakukan kekerasan, melihat kembali maskulinitas dan isu seksualitas serta kesehatan reproduksi mereka."Ungkapnya

Pelatihan konseling bagi laki-laki pelaku KDRT ini merupakan suatu cara untuk meningkatkan kapasitas atau perkembangan diri. Tidak hanya mitra RutgersWPF yang berada di Lampung, Jakarta, Jogjakarta, Magelang, Surabaya, Jombang dan Bondowoso saja, namun pelibatan fasilitator masyarakat seperti juga di Aceh dan Medan, diharapkan semakin dapat mempercepat terputusnya mata rantai kekerasan. Pelibatan fasilitator, aktivis, tokoh masyarakat, dan juga para profesional sebagai peserta dalam pelatihan ini menjadi hal yang penting, mengingat merekalah yang berada di tengah masyarakat setiap harinya, bertemu dengan komunitas dan masyarakat umum serta menjadi role model/contoh teladan bagi terwujudnya keluarga/relasi tanpa kekerasan.

Dalam Sambutan nya Taufik juga menjelaskan tentang jumlah peserta yang semuanya berjumlah 24 orang, yang awalnya kita peruntukan untuk 20 orang, karena mengingat harapan dan keinginan peserta yang sangat antusias, akhirnya dengan pertimbangan bersama tim fasilitator, akhirnya kita memambah 4 orang peserta, dengan catatan semua proses pelatihan diikuti dengan baik.”tutup nya. _SDR_


Yayasan Pulih Area Aceh : Forum Belajar Bersama Laki - Laki Peduli



Jum'at, 6 Maret 2015.

Yayasan Pulih Aceh dalam rangka memperingati International Women's Day_ 8 Maret 2015, menyelenggarakan diskusi tematik dalam Forum Belajar Bersama Laki-Laki Peduli dengan di usung tema ,"Pria Feminis : Sebuah Harapan dan Realitas dalam Konstruksi Maskulinitas". 

Diskusi tersebut di hadiri oleh puluhan orang yang berasal dari berbagai komunitas.

Di saat diskusi selesai ada hal yang menarik dari salah seorang peserta yang mengaku namanya Rahmi Mimie. dia menghadiahkan sebuah puisi yang ber judul :

_GENDER_

Ada Masa Perempuan Menjadi Pemimpin
Namun,
Ada Masa Juga Laki-Laki 
Menjadi Pemimpin
Karena itu Adalah Perjalanan
Dan Perubahan
Tuhan Menciptakan
Dua Karakter Makhluk
Yang Luar Biasa
Laki-Laki dan Perempuan
Dalam Satu Pondasi
Yang Kokoh
Yaitu Rumah Kesejahteraan

Banda Aceh, 6 Maret 2014_ Jam, 17.25 WIB
Penulis dari ALIANSI PENULIS MUDA ACEH

Taufik Riswan : Fasilitasi Parenting Skill Training FKKADK Aceh Besar

foto@sudarliadi
Aceh Besar, Parenting Skill Training Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan Kecacatan (FKKAD) Aceh Besar di fasilitasi oleh Koordinator Yayasan Pulih Aceh, Taufik Riswan. Kegiatan ini di hadiri oleh Para Orang Tua Anak dengan Kecacatan Se-Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

Para Peserta di kenalin tentang Hak-Hak Anak, dalam pengantarya taufik riswan menyampaikan “tidak semua anak-anak lahir dengan fisik yang lengkap dan berfungsi dengan baik. ada yang tubuh nya berbeda dari anak yang lain. anak seperti ini terlahir dengan anggota tubuh nya kurang berfungsi, kurang lengkap ataupun ada gangguan pada sel-sel tubuhnya. kemungkinan lain, anak mengalami kecelakaan atau bencana alam, sehingga tubuh atau kemampuan mereka berubah. untuk menjalankan hidup nya sehari-hari, anak perlu alat bantu dan fasilitas berbeda dari anak yang lain karena ruang gerak dan kemampuan mereka berbeda dan anak-anak seperti yang di sebutkan para penyadang disabilitas atau anak defabel artinya kemampuan nya berbeda. misalnya penglihatan terbatas namun kepekaan bau dan bunyi terasa tajam atau kemampuan mencium dan mendengar mereka lebih tinggi. 

Parenting Skill atau kemampuan menjadi orang tua merupakan salah satu proses peningkatkan orang tua agar lebih tangguh dan siap mengasuh anak-anak dengan disabilitas.karena kemampuan anak-anak disabilitas bisa di kembangkan secara optimal sehingga anak-anak bisa meraih prestasi, keahlian, dan keterampilan tertentu yang berguna melatih kemandiriannya".

Training ini di pusatkan di Komplek COTE Gampong Neuhen, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar yang berlansung selama 2 hari tanggal 4 s/d 5 Maret 2015 dengan pendekatan dan suasana Training yang sangat Santai artinya para peserta tidak di kondisikan seperti kelas belajar Training pada umumnya dan peserta di berikan fasilitas ruang belajar yang cukup santai bisa sambil duduk maupun tidur. Para peserta training sangat antusias mengikuti proses belajar dan ini terlihat dari keingintahuan para peserta terkait dengan Hak-Hak Anak dan mengenal tanda-tanda kekerasan pada anak dengan disabilitas. _SDR_