"AYo Bicara Soal Laki-Laki Baru di Aceh"

Banda Aceh, 22 Juli 2011. Kegiatan Perlombaan Pidato yang diadakan pada tanggal 19-21 Juli 2011, bertempat di kampus Politeknik Aceh-Pango Raya. Banda Aceh, Yayasan Pulih Bekerjasama dengan UN Women dan Rifka Annisa Melaksanakan lomba pidato dengan tema besar “Ayo Bicara Soal Laki-Laki di Aceh” se Aceh, dengan sub tema “ Peran Remaja dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap Perempuan” di Aceh.

Awalnya kegiatan perlombaan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 4-6 Juli 2011, di tunda dikarenakan ada kesalahan tehnik dan prosudur sehingga jadwal pelaksanaan di tunda ke tanggal 19 -21 Juli 2011. Peserta kegiatan yang sudah dipersiapkan sejak bulan Mei berjumlah 20 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan. Dari 20 perseta yang mengikuti perlombaan 2 peserta gugur secara sah atau terdiskualifikasi karena tidak hadir ketika perlombaan berlangsung.

Para peserta Perlombaan berasal dari Banda Aceh, yang mewakili SMU I Banda Aceh, MAN Model Banda Aceh, MAN 2 Banda Aceh dan MA Darul Ulum Jambo Tape), sedangkan peserta dari Aceh Besar berasal dari Ponpes Tgk. Nyak Umar Diyan, SMU I Peukan Bada, SMU Lubuk Ingin Jaya dan SMU I Indra Puri, peserta dari Aceh Utara berasal dari SMU 1 Matang Kuli dan terakhir peserta dari Aceh Timur dari SMU I Nurussalam.


Kegiatan Perlombaan pidato “Ayo Bicara Soal Laki-Laki di Aceh” se Aceh ini dibuka secara resmi oleh kepala Dinas Pendidikan Propinsi Aceh yang diwakili oleh sekretarisnya Bapak Zulkifli. Dalam pembukaan tersebut Bapak Zulfifli disampaikan “pentingnya pelibatan laki-laki, termasuk remaja dalam agenda penegakan keadilan gender di Aceh merupakan cara yang baik dan penting dalam meluruskan pemahaman masyarakat yang selama ini menganggap bahwa gender itu hanya diperuntukkan untuk perempuan dan urusan perempuan semata”. Di akhir pidato Bapak Zulkifli menyampaikan juga terkait sosialisasi isu gender kepada remaja di sekolah-sekolah, Dinas Pendidikan Aceh untuk tahun ini sudah membuat rancangan Draf tentang Isu-isu gender yang akan dimasukkan kedalam curikulum sekolah Menengah Umum / MA sederajat.


Yayasan pulih mengadakan perlombaan pidato “Ayo Bicara Soal Laki-Laki di Aceh” adalah bertujuan untuk : Menggali pandangan pemuda/remaja tentang laki-laki di Aceh (laki-laki itu menurut mereka itu siapa, yang bagaimana, baik menyangkut fisik (sosok badan;tampilan), psikis (pikiran;perasaan; karakter) maupun prilaku mereka);. Menggali pandangan pemuda/remaja tentang apa yang bisa dilakukan remaja laki-laki (mereka bisa berperan di mana?) dalam upaya penghapusan berbagai bentuk kekerasan (termasuk Kekerasan Terhadap Perempuan); .Menggali pandangan pemuda/remaja tentang pentingnya perubahan konsep maskulinitas (pemahaman baru tentang laki-laki, yaitu dari laki-laki yang terbiasa melakukan kekerasan menjadi laki-laki yang anti kekerasan;yang menghargai, penyayang dan saling berbagi);. Membangun kesadaran lebih banyak pihak, terutama remaja laki-laki untuk peduli, bertanggung jawab dan terlibat secara aktif bersama perempuan mengupayakan keadilan gender dan mencegah kekerasan terhadap perempuan;. Menjadi media kampanye untuk sosialisasi Ide Laki-Laki Baru (pelibatan laki-laki, di antaranya dengan menjadi laki-laki anti kekerasan); dan yang terakhir Menjadi wadah/media untuk penyaluran bakat dan minat para pemuda/remaja, sekaligus media untuk berkreasi dan mengeluarkan pendapat.


hari pertama perlombaan, peserta yang tampil pertama berasal dari SMU 1 Nurussalam bernama Ramadhan, dalam isi pidato Ramadhan, mengambil tema tentang “ Peran Pemuda dalam Upaya Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga” kemudian di susul dari Muhammad Sehat, Peserta dari MA nurul Ulum Banda Aceh, peserta dari MAN Model banda Aceh, Hasrijal mengambil Tema tentang Peran Pemuda dalam upaya Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga” dalam pidato Hasrijal sempat menyinggung tentang kecerdasan otak manusia antara laki-laki dan perempuan sangat berbeda, dan cendurung banyak orang yang melakukan kekerasan di akibatkan tidak bisa dikontrolnya emosi seseorang, sehingga kekerasan sering terjadi. Dan di akhir pidato, hasrijal menyingung tentang pentingnya keterlibatan pemuda sejak dini, dikarenakan pemuda sangat potensial di dalam agenda penegakan keadilan dan kesetaraan gender di aceh.


Hari Kedua Perlombaan dimulai dari Rofni peserta dari MA nurul Ulum Banda Aceh, sedangkan dari Pondok Pesantren Nyak Oemar Diyan Putri Riqhka berbicara tentang “ Kesetaraan Gender” isi pidato putri yang lebih menarik tentang “ tidak ada perbedaan laki-laki dan perempuan menurut islam, yang membedakan antara laki-laki dan perempuan di mata ALLAH yaitu Ketaqwaan seseorang” dan selain perbedaan tersebut, putri juga menyingkut bahwa di dalam Piagam PBB sudah di atur tentang adanya agenda penegakan keadilan gender, dan ini merupakan adenga dunia juga.

Dari semua peserta yang tampil dalam lomba pidato, bahwa pemahaman anak-anak remaja smu belum semuanya apa yang dimaksud tentang konstruksi maskulinitas, merka masih melakoni dan hayati pandangan patriarkhal, sehingga bentuknya menjadi maskulinitas yang hegemonik, yaitu konsep maskulinitas yang memandang bahwa laki-laki ideal adalah laki-laki dengan badan kekar, selalu kuat baik secara fisik maupun mental, -termasuk dilarang cengeng bahkan ketika menghadapi persoalan sangat berat sekalipun- memiliki kekuasaan dominan atas perempuan, dan bahkan “diperbolehkan” menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan. Karena itu, perubahan pandangan maskulinitas menjadi sangat penting untuk dilakukan sehingga terbentuk maskulintas non-hegemonik yang lebih memprioritaskan kerjasama, dialog, berbagi (sharing), dan anti-kekerasan dalam bentuk apapun.

Setelah tiga hari pelaksanaan, Tim Juri yang terdiri dari Rasyidah (Kepala Pusat study Wanita IAIN Ar Raniry), Taufik Riswan (Aktifis Perempuan) dan Sulaiman Zuhdi Manik (Direktur PKPA/Aktifis anak), menilai dan menyaring 10 peserta dengan perolehan nilai tertinggi. Ranking nilai 1-3 ditetapkan sebagai juara I. II dan III. Sedangkan 6 nilai yang tertinggi akan menjadi calon peserta favorit yang akan dipilih oleh peserta lomba pidato.

Dari Hasil akhirnya Juara I diraih oleh Putri Rizqa Fithri dari PONPES TGK Nyak Umar Diyan-Indra Puri berasal dari Aceh Besar, Juara II diraih oleh Rofni dari Madrasah Aliyah Darul Ulum Banda Aceh dan juara III jatuh kepada Ramadhan utusan dari SMU I Nurussalam. Aceh Timur. Sedangkan juara favorit jatuh ke SMU I Banda Aceh yaitu atas nama Dea Dhanica Aliffa.
Proses Prosentase penilaian ditekankan pada konten yaitu meliputi pemahaman konsep, perspektif dan pengetahuan menyangkut isu gender dan Kekerasan Terhadap perempuan, disamping retorika, interaksi dengan audiens dan penggunaan waktu sebagai sebuah perlombaan pidato tentunya.

Melalui kegiatan perlombaan pidato “Ayo Bicara Soal Laki-Laki di Aceh” ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan/mensosialisasikan ide rekonstruksi konsep maskulinitas, yaitu melalui penguatan pengetahuan dan kesadaran (awareness) di kalangan remaja.
Dari tiga hari pelaksanaan kegiatan perlombaan pidato “Ayo Bicara Soal Laki-Laki di Aceh” dan dari ke 18 peserta yang berpidato ini, terpetakan bahwa pengetahuan para pelajar SMU/sederajat tentang “isu;konsep gender dan Kekerasan Terhadap Perempuan” masih sangat terbatas. Ini tergambar baik dari naskah yang ditulis oleh para peserta sebagai salah satu syarat mengikuti lomba maupun dari materi yang mereka pidatokan_RH