MAY DAY : Buruh di Aceh Mengelar Aksi Damai




RATUSAN buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Aceh akan melakukan long march dari Masjid Baiturrahman menuju taman kota dan berakhir di Simpang Lima Banda Aceh, Kamis 1 Mei 2014. Aksi tersebut dalam rangka memperingati hari buruh nasional. Koordinator aksi yang juga Ketua KSPI Aceh, Syaiful Mar mengatakan, meskipun pemerintah telah meliburkan hari buruh secara nasional, namun tidak menyurutkan tekad buruh dalam memperjuangkan hak-hak buruh, khususnya di Aceh. Terutama masalah kesejahteraan buruh, seperti penerimaan gaji yang layak, pendidikan bagi anak buruh, dan kesehatan buruh. “Selama ini buruh di Aceh masih termaginalkan,” katanya pada pada Rabu 30 April 2014. Itu sebabnya, dalam aksinya para buruh meminta kepada pemerintah untuk : 

1. Naikkan upah minimum tahun 2015 sebesar 30 persen dan revisi KHL menjadi 84 item dari sebelumnya 60 item.

2. Tolak penangguhan upah minimum.

3. Jalankan jaminan pesnsiun wajib bagi buruh pada Juli 2015. 

4. Jalankan Jaminan Kesehatan seluruh rakyat dengan cara cabut permenkes 68/2013 tentang tarif, ganti INA CBG’s dengan Fee For Service, audit BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan 

5. Hapus outsourcing di BUMN. 

6. Sahkan RUU PRT dan revisi UU Perlindungan TKI 

7. Cabut UU Ormas ganti dengan RUU Perkumpulan 

8. Angkat pegawai dan guru honorer menjadi PNS, serta subsidi Rp 1 juta per orang/bulan dari APBN untuk guru honorer 

9. Sediakan transportasi publik dan perumahan murah untuk buruh 

10. Jalankan wajib belajar 12 tahun dan beasiswa untuk anak buruh hingga perguruan tinggi.

11. Menuntut kepada Pemerintah Aceh untuk melahirkan Qanun tentang Ketenagakerjaan.

Sebelum menggelar aksi, para buruh ini terlebih dahulu menggelar long march dari Masjid Raya Banda Aceh menuju Bundaran Simpang Lima yang dijadikan pusat aksi. Seratusan buruh ini mulai menggelar aksi sejak pukul 09.30 WIB.

Dalam aksi yang mendapat pengawalan dari puluhan polisi, mereka membawa sejumlah spanduk dan bendera serikat pekerja masing-masing. Para buruh yang bekerja di berbagai perusahaan ini menyampaikan aspirasi mereka secara bergantian. Aksi ini sempat menarik perhatian pengguna jalan yang melintas.

Koordinator aksi Habibi Insuen, mengatakan, may day yang diperingati seluruh dunia merupakan tonggak sejarah pertarungan kelas buruh atas penindasan yang terjadi terhadap sistem pekerjaan yang tidak layak, tingkat kesejahteraan yang masih minim serta tidak adanya jaminan sosial terhadap resiko kerja.

"Gerakan buruh untuk memperoleh hak bukanlah sebuah pemberontakan apalagi sikap anti terhadap pemilik modal, melainkan sebuah kemestian yang diperoleh setelah kewajiban dan tanggung jawab telah ditunaikan," kata Habibi disela-sela orasinya.

Para buruh yang terdiri dari berbagai serikat, kata Habibi, menyatakan menolak upah murah dan meminta UMP Aceh pada 2015 naik sebesar 30 persen, meninta pemerintah mengangkat honorer menjadi PNS, dan meningkatkan kesejahteraan tenaga perawat di Aceh.

Selain itu mereka menuntut agar buruh yang bekerja di BUMN diangkat menjadi pekerja tetap, dan memberi jaminan pensiun kepada semua buruh. "Laksanakan pembahasan dan sahkan qanun ketenagakerjaan yang mengakomodir kepentingan pekerja/buruh di Aceh," ungkapnya.

Usai menggelar aksi sekitar 1 jam, para buruh ini mengakhiri orasi dengan duduk di jalan raya kemudian menggelar doa. Aksi berakhir sekitar pukul 11.00 WIB.

Sementara di Lhokseumawe – Puluhan buruh di Kota Lhokseumawe memperingati hari buruh sedunia dengan melakukan orasi di atas panggung, kegiatan tersebut dilaksanakan di lapangan bola kaki Batuphat Timur, Kota Lhokseumawe, Kamis, (1/5/2014).

Koordinator Aksi dan sekaligus ketua panitia Muhammad Ab Paloh mengatakan “ Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyatukan suara buruh dalam menyambut May Day “.

Menurutnya, buruh di Aceh sangat terintimidasi. Padahal harusnya mereka mendapatkan hak-haknya sebagaiman ketentuan yang telah diatur oleh undang-undang.

"Buruh bukan manusia yang hina, buruh merupakan pahlawan bangsa ini, maka penuhi haknya," tukasnya.

Aksi buruh tersebut tergabung dalam panitia bersama, Federasi Serikat Pekerjaan Transport Indonesia (F-SPTI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI), Federasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (F-SBSI) dan Lembaga Peduli Pendidikan Aceh (LPP-A).

Pantaun The Globe Journal, terlihat beberapa tulisan di sepanduk, seperti, setiap buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tampa diskriminatif dari penguasa dan pengusaha, dan kepada Presiden Direktur PT Arun, PT Rekayasa Industri, PT CPM, PT WIKA perhatikan, upah buruh pekerja jangan potong lagi upah kami oleh sub kontraktor, Buruh pekerja mencari keadilan untuk mendapatkan kesejahteraan.


Sumber Berita  :
http://atjehpost.com/articles/read/3485/Ini-Tuntutan-Buruh-Aceh
http://www.theglobejournal.com/Sosial/buruh-di-lhokseumawe-kondisi-buruh-sangat-terintimidasi/index.php
http://news.detik.com/read/2014/05/01/124939/2570730/10/may-day-buruh-aceh-berdoa-di-jalan-raya?9922022