Kesenian Aceh salah satu Pintu masuk kegiatan Psikososial

Pengertian seni yang digunakan oleh banyak orang mencakup Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya
seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.

Aceh salah satu provinsi di ujung sumatera yang menyimpan beragam bentuk adat dan budaya, tak hanya adat dan budaya yang cukup banyak di aceh, suku-suku yang mendiami aceh juga sangat kaya raya, antara lain: Suku Aceh, Suku Gayo,Suku Alas,Suku Alas, Suku Aneuk Jamee, Suku Melayu Tamiang, Suku Kluet, Suku Kluet, Suku Devayan, Suku Sigulai, Suku Sigulai,Suku haloban, Suku Haloban dan suku Julu.

Salah satu yang sangat menarik untuk kita coba lihat tentang seni rapai geleng, ini merupakan peninggalan para leluhur kita dan sampai sekarang masih terjaga. menurut informasi dari berbagai sumber Rapa`i Geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 di Pesisir Pantai Selatan. Nama Rapa`i diadopsi dari nama Syeik Ripa`i yaitu orang pertama yang mengembangkan alat musik pukul ini. Permainan Rapa`i Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair (lagu-lagu) yang dinyanyikan. Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama, menanamkan nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial.


Media rapai geleng juga sangat cocok sebagai salah satu pintu masuk dalam melakukan kegiatan yang ada di dalam masyarakat aceh, yaitu pendekatan yang dilakukan sangat simple dan praktis dan tidak susah, hanya kita di sini mencoba memperkenalkan makna daripada kegiatan yang akan di lakukan. selain kita bisa mencintai seni itu sendiri di sisi lain, rapai geleng juga bisa digunakan sebagai bentuk ajang Pemulihan. makna pemulihan di sini dapat kita artikan sebagai suatu proses untuk mengembalikan individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, agar setelah peristiwa traumatis yang terjadi, dapat secara kolektif menjadi kuat, berfungsi optimal dan memiliki ketangguhan menghadapi masalah, sehingga menjadi masyarakat yang produktif dan berdaya. apalagi kegiatan rapai geleng dilakukan secara berkelompok, karena prinsip Pendekatan (pemulihan) berbasis komunitas mengutamakan partisipasi anggota masyarakatn itu sendiri, dimana masyarakat memainkan peran penting dalam setiap langkah intervensi yang direncanakan. Selain partisipasi aktif dari masyarakat, aspek yang juga penting adalah bahwa pendekatan ini berfokus pada komunitas sebagai satu keseluruhan yang saling mempengaruhi. Komunitas bukan sekedar sekumpulan individu yang terpisah satu sama lainnya tapi juga individu yang mempuyai hoby dan kegiatan yang sama.

Pengalaman puleh dengan taloe pada tahun 2008, yayasan puleh  bekerjasama dengan taloe pernah melakukan kegiatan psikososial. pendekatan yang dilakukan melalui seni aceh. taloe merupakan salah satu organisasi seni tradisional Aceh yang sejak 2005 mendampingi anak-anak Aceh korban tsunami dan konflik berkekerasan. Taloe yakin bahwa pengajaran seni tradisi membantu proses pemulihan anak secara psikososial.

Pulih bekerja sama dengan Taloe sebagai bentuk pelibatan sumber daya lokal Aceh dalam mewujudkan pemulihan psikososial. Hal ini sejalan dengan prinsip Pulih yang mengutamakan kearifan lokal dalam melakukan pemulihan psikososial. Pulih pun memberikan asistensi teknis bagi para pengajar seni di Taloe. Tujuan pemberian asistensi adalah terjadi peningkatan kapasitas staf Taloe dalam pengetahuan dan ketrampilan psikososial, staf Taloe mampu menjalankan aktivitas psikososial, memantau perkembangan anak dan menuliskan laporan. Diharapkan, pengajar Taloe akan mampu melakukan pendampingan psikososial kepada anak di masa yang akan datang.





Dalam kerjasama ini, Pulih memberikan sesi pengajaran kelas intensif (class session), bengkel kerja (workshop), pengamatan dan bimbingan di lapangan (couching). Materi yang diberikan adalah stress, trauma, perkembangan anak, dampak konflik dan tsunami pada anak, pemulihan psikososial, aktivitas psikososial terstruktur, hak anak, kekerasan pada anak, peran pendamping, kelelahan
pendamping atau burnout. Untuk membuat pengajar Taloe lebih nyaman bekerja, Pulih mengadakan support group atau kelompok dukungan sebulan sekali. Koordinasi mingguan juga dilakukan agar tidak terjadi kesalahan komunikasi dan informasi.