Bencana Banjir Bandang dilihat dari sisi Anak yang Mengalami peristiwa Trauma dan Pemulihan yang bisa dilakukan.

Masih ingat peristiwa banjir bandang yang menimpa saudara kita di tangse Tanggal 10 Maret 2011, tepatnya pada pukul 19.00 wib. kini banyak menyisakan berbagai peristiwa dan kenangan bagi masyarakat itu sendiri, kalau dilihat dari segi kebutuhan dimana masyarakat tangse khusunya Gampong Rantau Panyang dan Gampang Blang Pandak adalah masyarakat yang hampir 90 % petani, dan sisanya menjadi pekerjaan lepas. Di sisi lain setiap tahun mereka selalu turun kesawah, dan sekarang hal itu sudah kurang bisa dikerjakan, dikarenakan sawah atau ladang mereka sudah tidak bisa digunakan lagi, banyaknya balok-balok besar dan rusaknya struktur tanah menjadikan alasan tersendiri bagi masyarakat tangse...

kali ini yang menjadi perhatian penulis bukan di bagian masyarakat kehilangan pekerjaan dan bagaimana nasib mereka ketika profesi mereka di alihkan atau digantikan dengan profesi yang lain, hal ini membutuhkan waktu tersendiri bagaimana masyarakat mampu melewatinya.. yang menjadi ketertarikan penulis kali ini, mencoba menyorot dan melihat sisi kehidupan anak pasca peristiwa bencana.
menurut salah satu keterangan masyarakat yang berada di gampong rantau panyang " anak-anak jika ada suara hujan dimalam hari, mereka sering nangis dan tidak boleh jauh dari orang tua mereka" dan hal itu juga di perkuat oleh rekan kerja yang saat ini sedang berada di kawasan gampong rantau panyang.

sangat menarik dari apa yang disampaikan oleh masyarakat tersebut, bahwa perlu di jelaskan secara psikologis bahwa anak-anak pasca peristiwa bencana, mereka mengalami trauma, akan tetapi kita juga harus melihat bentuk trauma apa yang dialami oleh anak-anak tersebut, sehingga dalam proses identifikasi kebutuhan untuk mereka mudah dan praktis sehingga bisa menjawab kebutuhan untuk anak-anak itu sendiri.
Devinisi Trauma itu sendiri adalah berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami seseorang. Para Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan bekas. Biasanya bersifat negative, dalam istilah psikologi disebut post-traumatic syndrome disorder.

Secara disiplin ilmu pengertian Trauma psikologis adalah sebuah jenis kerusakan psikis yang terjadi akibat peristiwa traumatis. Bila trauma tersebut mengarah pada Post-Traumatic Stress Disorder ( PTSD), kerusakannya bisa melibatkan perubahan fisik di dalam otak dan zat kimia otak, yang dapat merusak kemampuan seseorang dalam menangani stress .

sedangkan menurut keterangan yang diambil dari wilkipedia menjelaskan devinisi Trauma psikologis adalah jenis kerusakan jiwa yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa traumatik. Ketika trauma yang mengarah pada gangguan stres pasca trauma, kerusakan mungkin melibatkan perubahan fisik di dalam otak dan kimia otak, yang mengubah respon seseorang terhadap stres masa depan.

Kejadian-kejadian traumatis melibatkan peristiwa tunggal, atau sebuah peristiwa fatal atau serangkaian peristiwa, yang sangat membebani kemampuan individu untuk menerima kejadian dan emosi terkait dengan peristiwa. Keadaan terbebani dapat berlangsung berminggu - minggu, bertahun-tahun, bahkan dekade, sebagaimana seseorang berjuang untuk mengatasi lingkungannya. Trauma dapat disebabkan oleh berbagai macam peristiwa, tapi ada beberapa aspek yang umum Secara sederhana trauma bermakna luka atau kekagetan (shock). Secara psikologis trauma mengacu pada pengalaman-pengalaman yang mengagetkan dan menyakitkan, yang melebihi situasi stres yang dialami manusia sehari-hari dalam kondisi wajar. Kematian anggota keluarga secara mendadak, keguguran, dipecat dari kerja, mengalami kecelakaan, semua ini dapat menjadi contoh pengalaman traumatik. Bila mengacu pada penjelasan ini, kita dapat memahami dengan jelas betapa hal-hal yang dialami oleh individu dan komunitas di daerah konflik berkekerasan merupakan kejadian traumatik. Stres yang diakibatkannya, atau yang menyusul kejadian traumatik disebut sebagai stres pasca trauma.
ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk anak-anak yang mengalami situasi sulit, dan ini adalah bentuk dari kegiatan yang bisa dilakukan dan dipraktekkan terhadap anak-anak pasca situasi bencana, melalui:

Smile Child Center
smile child center dimana anak diberikan kebebasan dan kenyamanan untuk mengekspresikan perasaannya melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan suasana keceriaan, seperti menonton film-film anak, permainan, menyanyi, menari, dan lain-lain. Di tempat aman tersebut anak dilatih untuk menghilangkan rasa takut terhadap resiko runtuhnya puing-puing bangunan.

Terapi Bermain (Play Therapy)
Terapi bermain digunakan sebagai media untuk menguatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Aktivitas bermain adalah kegiatan bebas yang spontan dan dilakukan untuk kesenangan memiliki manfaat yang positif bagi anak yaitu:
-Aspek perkembangan fisik; anak berkesempatan melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh yang membuat tubuh anak sehat dan otot-otot tubuh menjadi kuat
-Aspek perkembangan motorik halus dan kasar; dalam bermain dibutuhkan gerakan dan koordinasi tubuh (tangan, kaki, dan mata).
-Aspek perkembangan emosi dan kepribadian; dengan bermain anak dapat melepaskan ketegangan yang ada dalam dirinya. Anak dapat menyalurkan perasaan dan menyalurkan dorongan-dorongan yang membuat anak lega dan relaks,
-Aspek perkembangan kognisi; dengan bermain anak dapat belajar dan mengembangkan daya pikirnya,
-Media terapi; karena selama bermain perilaku anak akan tampil lebih bebas dan bermain adalah suatu yang alamiah pada diri anak,
-Media intervensi; bermain dapat melatih konsentrasi (pemusatan perhatian pada tugas tertentu) dan melatih kemandirian anak.

Terapi Emosi dengan Menggambar
Terapi emosi dengan menggambar dan mewarnai dilaksanakan dengan tujuan agar anak-anak dapat menyalurkan pengalaman emosinya melalui media kertas dan alat tulis. Emosi atau perasaan memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Emosi dapat menjadi energi yang mendorong anak untuk bertindak secara konstruktif dan kreatif. Ketika anak-anak menggambar dan mewarnai gambar-gambar, dibutuhkan pendampingan oleh konselor untuk membantu menginterpretasikan gambar yang dibuat oleh anak. Teknik menggambar bermanfaat juga sebagai sebuah media untuk berkomunikasi dengan anak dan media bercerita tentang pengalaman emosional anak saat terjadinya gempa.

Belajar Sambil Bermain
Anak-anak merupakan aset negara dan penerus masa depan bangsa. Kondisi bangunan yang hancur terutama sekolah-sekolah tempat anak-anak belajar sehari-hari, mengakibatkan kegiatan pembelajaran terganggu dan tidak mungkin bagi siswa untuk melanjutkan pendidikannya. Rusak atau hilangnya tempat beraktivitas, rumah, halaman, termasuk di dalamnya sekolah merupakan kendala yang perlu dieliminasi. Apalagi bila orang tua dan guru yang selama ini mendampingi mereka tumbuh dan berkembang untuk sementara tidak dapat melakukan tugas karena musibah yang dialami.

semoga bisa bermamfaat dan menjadi pembelajaran untuk kita semua...
basrie_1986@yahoo.com